DBL Academy segera memulai kelas perdananya Januari 2016 nanti. Tercatat ratusan siswa dari berbagai SD maupun SMP di Surabaya dan sekitarnya sudah mendaftarkan diri. Mereka akan merasakan kurikulum basket berstandar internasional yang disusun oleh Mick Downer dari World Basketball Academy (WBA).

Pria yang ikut andil membantu meloloskan Timnas Basket Australia ke Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu tiba di Surabaya, sejak Senin malam (14/12). Sebagai technical director DBL Academy, agenda kedatangan Mick Downer selama beberapa hari di Surabaya adalah menyamakan persepsi dengan para coaching staff DBL Academy. Seperti yang dilakukan di head office PT DBL Indonesia di Graha Pena, Selasa (15/12).
Hadir pada acara tersebut Dimaz Muharri, mantan point guard CLS Knights Surabaya yang baru saja memutuskan pensiun sebagai pemain. Dimaz akan menjabat posisi head coach di DBL Academy. Lalu ada juga Erwin Triono, mantan pemain CLS Knights yang pernah dipercaya menjadi pelatih tim DBL Indonesia Selection Team pada Friendship Games 2015. Serta, dibantu juga oleh beberapa asisten pelatih lainnya. Salah satunya adalah I Komang Septian, anggota Honda DBL Indonesia All-Star 2012 yang merupakan alumni SMAN 9 Surabaya.

Beberapa materi dipaparkan langsung oleh Mick Downer di hadapan para coaching staff DBL Academy tersebut. Yang meliputi beberapa aspek, seperti Athlete Assesement, Player Education & Resource Workshop, Mini Hoops Program, Rookie Program, dan Starter Program. Pembekalan materi tersebut terbagi ke dalam dua hari.
”Melalui kesempatan ini, saya ingin memastikan seluruh coaching staff memiliki persepsi yang sama dan memang berkompeten untuk menjalankan kurikulum seperti yang disusun oleh World Basketball Academy (WBA),” ujar Mick Downer.
Di lapangan, implementasi kurikulum ini akan membuat para siswa DBL Academy belajar basket lebih fun tetapi tetap disiplin dalam menjalankannya. Selain mengembangkan skill, kurikulum di DBL Academy juga fokus pada character building.
DBL Academy juga sangat concern terhadap kondisi fisik siswanya agar tetap prima. Sebab, ada program khusus nutrisi pemain dan fisioterapis yang profesional di beberapa sesi latihan.
Pada tahun ajaran pertama, DBL Academy telah menyiapkan dua kelas, yakni reguler dan premium. Kelas reguler akan mendapat latihan dua kali seminggu, sementara kelas premium akan dilatih tiga kali seminggu.
Masing-masing dari kelas tersebut, memiliki 3 kategori usia yaitu Hoops (usia 7-9 tahun), Rookie (10-12 tahun), dan Starter (13-15 tahun) dengan tiga level berbeda (beginner, intermediate, advanced).
Dimaz Muharri, head coach DBL Academy mengatakan bahwa ia sangat antusias terhadap materi yang dibawakan oleh Mick Downer. Dimaz pun bersemangat karena ini kedua kalinya ia berkolaborasi dengan DBL Indonesia sebagai pelatih. Pada 2011 lalu, Dimaz pernah jadi pelatih bagi para peserta DBL Camp bersama bintang NBA Nate Robinson. “Ini pengalaman baru yang menyenangkan. Banyak hal berbeda yang saya dapat dari penjelasan Mick Downer. Filosofi yang diterapkan pun cukup pas untuk anak-anak,” ujarnya. (*)