Mimpi panjang klub CLS Knights Surabaya untuk merengkuh gelar juara basket profesional Indonesia akhirnya tercapai sudah. Kepastian itu terwujud setelah mereka mampu memenangkan laga do or die (game ketiga) final Indonesian Basketball League musim 2016.
Pada laga yang di mainkan malam tadi di Britama Arena, Kelapa Gading, CLS yang di latih Wahyu Widayat Jati mampu mengalahkan Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta dengan skor 67-61.
Turun dengan komposisi lima pemain terbaiknya yakni Rachmad Febri Utomo, Mario Wuysang, Muhammad Thoyib, Jamarr Andre Johnson dan Sandy Febiansyakh, CLS tanpa canggung menguasai jalannya kuarter pertama. Bahkan memasuki menit ke 05:42, tim asal Surabaya itu unggul dengan selisih tiga bola (8-2). Melihat situasi yang itu pelatih Pelita Jaya, Benjamin Alvarezisipin III segera meminta time out untuk menyusun ulang pola permainan berikutnya.
Namun CLS kembali memperlihatkan konsisten permainannya. Jamarr Andre Johnson yang menjadi momok bagi tim lawan di pertemuan kedua kemarin, kembali berkontribusi lewat tembakan tiga angkanya dan mengubah skor menjadi 12-2.
Buruknya penyelesaian akhir para pemain Pelita Jaya yang di pimpin point guard handalnya Kelly Purwanto, membuat permainan tim asal Jakarta itu tidak bisa berkembang mengimbangi lawannya. CLS akhirnya menutup kuarter pertama dengan skor 17-8.
Menjelang akhir kuarter pertama, Wahyu Widayat Jati dengan nyaman mulai menurunkan lapis kedua mereka. Nyatanya para pemain cadangan CLS tersebut justru menampilkan permainan yang mumpuni. Hal tersebut berimbas pada kesempatan mereka untuk tampil dengan minute play yang lebih banyak di kuarter berikutnya. Baik Katon, Bima Risky, Arif Hidayat, Kaleb dan juga Herman yang baru tampil lagi paska hukuman dua kali larangan pada babak semifinal lalu, ternyata tidak tampil sebagai formalitas semata. Mereka pun menampilkan permainan yang agresif. Buktinya total 22 angka berhasil di persembahkan barisan pemain cadangan CLS dan menutup keunggulan babak pertama 40-22.
Lepas half time, Pelita Jaya memperkecil ketertinggal mereka menjadi 29-40 (sisa waktu 07:46) Brandon Jawato menjadi aktor pencipta momentum kebangkitan Pelita Jaya lewat lemparan tiga angkanya. Setelah tujuh poin berturut-turut Pelita Jaya menambah angka, pelatih Wahyu Widayat Jati segera menangkan para pemainnya dengan meminta time out. Untungnya pengatur serangan veteran mereka Mario Wuysang langsung membalas dengan tembakan tiga angka.
Namun Pelita Jaya tidak menyerah begitu saja, perlahan mereka bangkit dan memperkecil kedudukan 41-52 di satu menit terakhir. Selang beberapa detik kemudian shooting guard CLS, Bima Riski Ardiansyah berhasil menambah dua angka, kedudukan 54-41 masih untuk keunggulan CLS.
10 menit kuarter akhir menjadi duel yang panjang bagi kedua tim. Pelita Jaya yang tertinggal jauh di tiga kuarter awal secara perlahan mendapatkan momentum. 13 poin tambahan berhasil mereka kemas sekaligus menahan laju perolehan angka CLS dan hanya menyisakan ketinggalan dua angka saja pada waktu 05:05. Pertandingan pun semakin panas, protes keras pelatih Pelita Jaya Benjamin Alvarezsipin III berbuah dengan technical foul. Sayangnya Mario Wuysang tidak mampu mengeksekusi satu kali lemparan bebas.
Menit ke 03:56 Sandy Febiansyakh berhasil menorehkan momentum kebangkitan CLS lewat lemparan three poin yang mematikan dari hasil umpan matang Febri, kedudukan pun berubah 59-54. Aroma kemenangan CLS tercium setelah tembakan dua angka Febri berhasil masuk sekaligus mengangkat mental permainan anak-anak Surabaya, hingga akhirnya CLS berhasil menyudahi Pelita Jaya dengan skor 67-61.
Jamarr Andre Johnson terpilih sebagai most valuable player final. Dalam pertandingan hari ini ia mencetak raihan double-double 19 poin dan 12 rebounds. Sementara pemain Pelita Jaya Brandon Jawato menjadi penyumbang angka terbanyak untuk timnya dengan 21 poin dan 7 rebounds.
“Seperti yang sudah saya katakan bahwa kami bisa membuktikan untuk menjadi juara. Karena kami memiliki mental itu. Kemenangan ini saya dedikasikan untuk Tuhan, keluarga dan juga tim CLS Knights Surabaya,” kata Wahyu Widayat Jati.
“Ini sungguh luar biasa, akhirnya kami bisa mewujudkan mimpi untuk membawa CLS menjadi juara, “ ujar Sandy Febiansyakh kapten tim CLS Knights Surabaya.
“ Kami sudah menampilkan yang terbaik hingga lawan sangat sulit untuk mengalahkan kami. Musim depan kami akan semakin baik lagi. Tidak lupa saya ucapkan selamat untuk CLS, untuk coach Wahyu, mereka memperlihatkan kapasitasnya untuk menjadi juara,” kata Benjamin Alvarezsipin III dengan sportif.
Komisioner IBL, Hasan Gozali turut mengucapkan terima kasih kepada IBL fans, dan kedua tim yang berlaga di babak final dan berharap musim depan IBL akan lebih baik lagi.
“Sejarah telah tercipta malam ini. Selamat kepada CLS dan juga tim Pelita Jaya yang menampilkan pertandingan final yang sangat ketat. Tidak lupa kepada IBL fans, sponsor dan juga rekan-rekan media di seluruh tanah air. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus kami benahi untuk musim depan, harapan saya IBL kedepannya akan berjalan lebih baik dari sekarang dan juga di dukung oleh sponsor lainnya,” ujar Hasan.