Setelah Jakarta dan Bandung, liga basket kasta tertinggi di tanah air, Speedy National Basketball League (NBL) Indonesia 2014-2015 berlanjut dengan seri maraton di dua kota Jawa Timur. Dimulai dengan Seri III Malang di GOR Bimasakti, 14-18 Januari.
Hanya berselang tiga hari setelah menyelesaikan seri ketiga di Malang, mereka akan kembali berjibaku pada Seri IV yang berlangsung di DBL Arena Surabaya, 21-25 Januari nanti.

Jadwal antarseri yang sangat mepet tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi ke-12 kontestan. Ditambah lagi, peta persaingan musim ini sangat sulit diprediksi. Di posisi Big Five, Satria Muda Britama Jakarta, Aspac Jakarta, Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta, CLS Knights Surabaya dan Garuda Kukar Bandung, harus saling ’bunuh’ untuk memperebutkan posisi teratas.
Persaingan yang lebih sengit terjadi pada tim dengan peringkat keenam hingga ke-12. Naik-turun peringkat dipastikan akan terjadi setiap hari selama seri ketiga ini. Sebab, selisih poin antara Satya Wacana yang sementara ini berada di peringkat ke-6 dengan NSH GMC yang berada di peringkat ke-12, hanya terpaut 3 poin.
”Melihat hasil pada dua seri sebelumnya, kini tak ada lagi tim papan tengah atau bawah. Pada seri Malang ini, tiap hari kita akan meihat pergeseran klasemen. Naik turunnya bisa ekstrem. Semua tim tak boleh kecolongan. Karena kalah sekali saja, bisa turun empat sampai lima posisi. Itu menunjukkan bahwa kualitas liga secara overall semakin baik. Saya bisa membayangkan sampai akhir musim reguler nanti, penentuan posisi playoff akan berjalan panas dan ketat,” ujar Azrul Ananda, commissioner NBL Indonesia sekaligus direktur PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia.
Gejolak persaingan yang ketat ini, akan sedikit menguntungkan bagi Bimasakti yang akan tampil di kandang sendir dengan dukungan publik Malang. Tim polesan Oei A Kiat ini untuk sementara berada di peringkat ke-9 dengan koleksi 8 poin, menyusul 2 kemenangan dan 4 kali kalah dari dua seri sebelumnya.
Namun, lawan yang dihadapi oleh Bimasakti pada seri III tidaklah mudah. Di laga pembuka, Yanuar Dwi Priasmoro dkk akan langsung berhadapan dengan Garuda Kukar Bandung. Lalu, menantang Satria Muda Britama Jakarta, CLS Knights Surabaya, dan JNE BSC Bandung Utama.
Bimasakti memiliki rasa percaya diri lebih menghadapi seri di rumah sendiri ini. Menyusul pulihnya kapten tim sekaligus mesin poin utama mereka, Yanuar Dwi Priasmoro. Pada dua seri sebelumnya, penerima gelar most valuable player (MVP) musim 2011-2012 ini harus absen lantaran mengalami cedera siku tangan kanannya.
Justru selama Yanuar absen, menjadi momentum dimana bintang muda baru lahir. Salah satunya, ialah Barra Sugianto. Pemain berposisi power foward itu tampil mengilap dan berhasil menjadi salah satu tumpuan penting Bimasakti.
Puncaknya, Barra berhasil membawa Bimasakti meraih kemenangan penting di seri II saat melawan Stadium Jakarta. Kala itu, Barra mencetak 24 poin dan 10 rebound yang membuat Bimasakti menang 63-60 dari Stadium. Berusia 22 tahun, Barra diyakini akan mampu menjadi senjata penting Bimasakti saat tampil di rumah sendiri.
”Selepas kehilangan Bima Riski Ardianysah (pindah ke CLS Knights) dan absennya Yanuar karena cedera, kami sadar bahwa tim ini perlu berubah. Kami harus bermain lebih kolektif,” ujar Barra.
Pada Seri III Malang ini, Bimasakti berkesempatan bertemu CLS Knights. Tentu, laga ini akan menjadi momen emosional bagi Bima Riski Ardiansyah, yang kini berganti jersey CLS Knights.
Sebagai mantan bintang Bimasakti pada empat musim sebelumnya, Bima dituntut untuk mampu menang saat menghadapi mantan tim. Bermain melawan tim yang telah membesarkan namanya, Bima mengaku tak gentar. Sebab, saat ini ia berada dalam misi membawa CLS tetap berada di track perebutan juara musim reguler.
”Bersama Bimasakti, saya memang telah mendapat banyak pengalaman. Tapi, saat ini saya bergabung bersama CLS. Ada hal baru yang harus saya perjuangkan yaitu membawa CLS jadi juara. Salah satunya caranya ialah menang melawan semua tim termasuk Bimasakti,” ujar Bima Riski dalam sesi press conference di Bangi Kopitiam, Malang.
Liga yang terus tumbuh ini tetap mendapat dukungan dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom). Telkom melanjutkan dukungan dengan kembali mengusung brand Speedy sebagai title partner.